Senin, 07 September 2009

malam

Aku terbangun...tepatnya tidak bisa memejamkan mataku..
Perutku lapar, sangat lapar...
Puasa tidak lebih dari sekedar kehidupan sehari-hari
Berbuka puasa tak ada beda dari siang hari berpuasa
Ah, Ku pasrahkan kepalaku pada bantal, tubuhku hanyut oleh nyamannya kasur, mataku memandang pada langit-langit kamar yang kosong...
Aku terbuai dalam sunyinya malam...
Memori kepala menyeruak mengambil alih semua kesadaran
Hidupku tidak pernah indah, pikirku...
Aku hidup sendiri, membiayai hidupku sendiri, mungkin akupun akan mati sendiri
Aku berjuang hidup sendiri, teman?ah mereka hanya teman dalam suka...tangan diatas jarang ku nikmati dari mereka, mungkin saat aku mati aku akan membusuk sendiri
Perutku berteriak ketika sudah seminggu aku tidak makan, semakin lama kematian semakin dekat kurasa
***
Pada langit-langit yang kosong ku tersenyum menyeringai
Aku sudah gila, pikirku...
Tiba-tiba kurasakan kehangatan dalam dada
Geli rasanya, memikirkan betapa bahagianya aku hingga terisak tangis menemukan uang 100 perak
Konyol rasanya, aku membayangkan kembali betapa bahagianya aku dapat makan hanya dengan kerupuk dari 100 perak itu
Betapa lebih bersyukurnya aku dibandingkan teman-temanku yang lain...
***
Indahnya malam yang sunyi..
Indahnya hidup...
***
Kupejamkan mata yang sudah mulai lelah ini
Sedikit demi sedikit kesuraman itu berubah menjadi warna-warna ceria
Mungkin aku akan mati dalam waktu dekat tapi...
Paling tidak aku akan mati dalam kebersyukuran di bulan suci...

Selasa, 06 Januari 2009

hanum yang hilang...

Musim semi telah berganti, tetapi sepanjang musim ini yang kulihat hanya daun yang berguguran. Tak ku lihat keindahan yang kau ceritakan dulu, bahkan aku sudah lupa seperti apa indah itu...

1995 - Jogja

Kusapa kau lewat sebuah layar dengan keyboard sebagai mak comblang kita. Pertemuan kita tak lebih dari kekonyolan, kau pikir aku wanita. Kau ceritakan semua tentang dirimu, kau tanya aku tentang kewanitaan, bahkan tentang datang bulanmu yang selalu menyakitkan...dan..kujawab sekenanya...

Bisakah kau bayangkan bagaimana wajahku saat kau ceritakan itu semua? betapa malu dan merahnya wajahku...Tahukah kau betapa paniknya aku menjawab pertanyaanmu? Tahukah kau betapa hancurnya dan cemburunya aku saat kau curhat tentang pacarmu? Rasanya inggin ku maki lelaki yang telah menyia-nyiakan wanita sebaik dirimu.

Entah sudah berapa lama kau menganggap aku wanita. Bukan maksudku untuk menyembunyikan jati diriku, bukan maksudku juga untuk menipumu...Hanya saja aku teralu takut untuk mengatakan "aku Yuke, lelaki tulen bukan wanita yang selama ini kau sangka" tapi...aku teralu takut kehilangan dirimu yang marah karena aku menutupi ini darimu sekian lama.

Sampai...

Kau mengetahui jati diriku...

Kau marah dan hilang begitu saja tanpa sempat mendengar penjelasanku...Pedahal kau yang pertama kali menyapaku dengan sebutan "mbak Yuke" dan membrondongku dengan semua cerita dan keceriaanmu tanpa memberiku waktu untuk menjelaskan. Sayangnya akupun terbuai dengan semua itu hingga tak inggin melukai hatimu dengan kebenaran ini.

1999 - Banten

Kupaksakan tabunganku yang cuma segitu-segitunya untuk mencarimu. Aku jatuh cinta padamu...Tak kuizinkan kau hilang begitu saja tanpa tahu perasaanku.

Banten aku datang. Cuaca terik seperti yang kau bilang. Banyak angkot yang siap mengantarku kemana saja, tapi kemana? aku bahkan tak tahu dimana alamatmu. Hanya hasrat yang mendorongku datang.

Ku putuskan untuk berjalan kaki, bertanya kesana kemari tentangmu...

17.30 WIB - Mesjid Agung.

Ku sandarkan hatiku yang lelah karna hasrat yang besar pada sujud magrib.

"Hanum...aku datang...dimana kau..." rintihku pelan

Ku pejamkan mataku, bukan karna kantuk tapi lelah dihati...Samar ku ingat-ingat kembali apa saja yang pernah kau katakan padaku. Terhentak ku teringat, Alun-alun sempat kau katakan sebagai tempat favoritmu bila sedang sedih.

Bergegas ku berlari mencarimu, ku tanyakan berulang-ulang nama dan ciri-cirimu yang sempat kau katakan padaku di yahoo massanger pada setiap orang...sulit tapi ku yakin ada yang mengenalmu...

19.00 WIB - Alun-alun.

"Hanum? abang nih sapanya?" jawab Bapak yang tak kukenal
"eee...saya...temannya pak" jawabku
"temannya kok ore weruh?" jawabnya heran
"maaf...maksudnya?" tanyaku tak mengerti
"dudu wong kene tah?" tanyanya kembali
"aduh...anu pak saya gak bisa basa serang" jawabku binggung
"ade ini bukan orang serang ya?" ulangnya kembali
"iya pak, bukan" jawabku terburu-buru "saya teman jauhnya, dari jogja"
"oooo...pantas" jawabnya singkat "Hanum udah ga ada"
"......maksudnya?" tanyaku heran
"meninggal..."

22.00 WIB - Alun-alun.

Kudengarkan cerita sang Bapak seksama.

Rupanya Hanum sering cerita tentang keluarganya, cita-citanya, kekasihnya, aku, kesakitannya...

Setiap akhir ceritanya ia akhiri dengan kalimat "aku nggak pa-pa"

Hanumku sakit kanker 1/2 tahun yang lalu.

Hidupnya telah divonis 6 bulan. Itu adalah saat dimana aku bertemu dengannya.

Bulan ke 5 adalah saat aku kehilangannya...

Seandainya aku menyadari keanehan dari keceriaannya, dari ceritanya...seandainya aku tidak egois dan hanya memikirkan perasaanku...aku tak perlu menyakitinya dengan kebenaran jati diriku, aku akan terus menjadi Yukemu yang wanita asal kau senang...aku takkan berkata apapun. Aku akan selalu mendukungmu dengan pacarmu...aku akan selalu menjadi sahabatmu yang setia medukungmu...aku akan selalu menjadi Yukemu yang kau kenal sebagai wanita.

23.00 WIB - Makam.

Aku hanya duduk terdiam memandang peristirahatanmu yang terakhir...

"Hai..." lirihku dan tak sanggup kulanjutkan kata-kata yang dulu inggin sekali ku katakan padamu.

Malam terasa dingin bagiku

2002 - Jogja

Musim semi telah berganti, tetapi sepanjang musim ini yang kulihat hanya daun yang berguguran. Tak ku lihat keindahan yang kau ceritakan dulu, bahkan aku sudah lupa seperti apa indah itu...











Selasa, 18 November 2008

semalam....dinda....

Kami hanya terdiam, setelah 1 jam ia memanggilku datang
Katanya...
Ada yang ingin diceritakan
Sesekali aku meliriknya, raut wajahnya tak berubah. Ia menerawang sendiri
Kedalam pikirannya yang tak terjangkau olehku
***
Aku salah tingkah ketika waktu hanya berjalan dan kami tetap diam
Sesekali aku merubah posisi dudukku
Ia hanya melirikku
Kemudian
Kembali terhanyut dalam pikirannya
***
"emmm...emmm...ini...apa ada hubungannya denganku?" apa pertanyaanku salah? suasana terasa menegangkan
"rokok?" tawarnya
Sesaat kemudian kamar 5x4 dinda dipenuhi asap rokok, gadis ini perokok entah sejak kapan.
Aku hanya teman yang dikenalnya semalam
Kami bertemu dicafe, sebuah cafe malam
Saat itu dinda sedang bertengkar dengan pacarnya atau...teman kencannya, aku tidak tahu
dan
Tiba-tiba ia merangkul lenganku yang kebutulan berada disampingnya sambil berkata, "PERGI SANA BABI!!ANJING!!!"
Lalu...
Tiba-tiba dinda menarikku keluar dari kerumunan orang-orang cafe yang dari tadi melihatnya
Aku hanya pasrah
Banyak pertanyaan dikepalaku, tapi wajah dinda menjawab semuanya
Murung...Sedih...Putusasa....Benci...Marah....Dendam....Galau....
Kamar 5x4....
Aku terkurung semalaman didalamnya
Bersama gadis yang tidak kukenal bahkan namanya
Ia hanya tertunduk....merangkul erat lututnya yang beradu dengan keningnya
Terisak dalam tangisnya
Lagi-lagi saat itu juga aku hanya diam
Menunggunya tenang
Jam 02.00 am
Dinda mulai membuka pembicaraan "maaf tiba-tiba menyeretmu dalam masalah, gue dinda"
Matanya lembab, ia memaksakan diri untuk tersenyum walau air mata terus membasahi pipinya
***
"kau ingat?" ungkapnya tiba-tiba "semalam..."
Kubiarkan ia menyelesaikan kalimatnya
"lelaki itu...yang di cafe...ia bukan pacar gue" ia terhenenti sejenak, mengepulkan asap rokok kemudian melanjutkan kalimatnya "apa ya namanya...ia klien gue"
Jantungku berdebar mendengarnya, bukan hal baru untuk kota sebesar Jakarta tapi...ia terlalu belia untuk itu
"ia hiperseks" lanjutnya gemetaran "ia akan melakukan seks setelah menyiksa gue" ia menelan ludah "biasanya, ia memukul, kadang mencambuk dengan ikat pinggang, atau menyundut dengan rokok..." ia merangkul lututnya, mendekatkannya pada dadanya "malem itu gue menolaknya"
Tuhan...
"ia...menelepon gue tadi pagi..." wajahnya menyiratkan ketakutan yang amat "ia melaporkan gue pada 'mami'" mata mungilnya kembali berlinang
Tuhan...what the hell world you made?!!
"tolong...." rintihnya parau..."tolong....belilah gue...." isaknya
Aku???
***
2,5 jam aku berada di dalam kamarnya
Membeli manusia?
Tak pernah terfikirkan sebelumnya
Aku mengisap rokokku yang terakhir
Dalam kupikirkan...
This...the final answer i've
"aku gak bisa membelimu..." kutatap matanya lekat-lekat "tapi aku bisa menikahimu"
***
Ku beli kau dengan ijab kabul
***


Senin, 10 November 2008

riri menari diatas bunga warna warni

"sedanga apa kau?" tanyaku
"emangnya kau gak liat aku sedang memandangmu?" jawabnya santai, cengar cengir..
"memangnya selama ini, kau gak pernah liat mukaku?" balasku kesal..
"bukannya tak pernah, tapi aku tak pernah bosan melihatmu"
aku kesal karena tersipu malu...mau...
***
"lagu apa yang kau nyanyikan?" tanyaku dikemudian hari
"entahlah" jawabnya sambil tersenyum simpul
"aneh.."
"memang aneh, karena menurutku tak ada lagu yang dapat menyampaikan isi hatiku kepdamu. Betapa aku sangat mencintaimu"
sebal karena lagi-lagi wajahku memerah malu...mau...
***
"sudah banyak kalimat gombal yang kau ucapkan dari kemarin...sudah berapa kali aku dibuat binggung dengan tingkah lakumu dan ucapanmu. Memangnya kau tak bisa mengungkapkan isi hatimu dengan gamblang?" harap-harap cemas, deg degan, suhu tubuh memanas...kalimat pancingan cuma gara-gara ingin dengar kalimat cinta darinya
"......."
"kok malah diam?" tanyaku sedikit kesal, banyak sebal...
"gak ada kalimat...kata...yang dapat kutemukan untuk kususun menjadi kalimat cinta, gak ada kosakata yang cukup untuk mengungkapkan itu semua..."
ah, aku menari diatas bunga berwarna warni...diatas cintanya yang meluber...

Rabu, 05 November 2008

first date dengan blogspot

Iseng-iseng atau gatel tanganku ini..?kepalaku iseng menegur kata-kata, walah ngomong opo iki aku sendiri rak ngerti xixixi... :D.

Ini first date-ku yang pertama dengan blogspot jadi masing kosong zero to nol huehehehe...dipikir-pikir daripada kosong, ya mendingan tak isi dengan clotehan-clotehan kecil sekedar pengisi lembaran hitam ini,

Sekedar menginformasikan diri kebloger yang lain, klo artis jumpa pers kali ya, berhubung bukan artis jadi...hiks...

kalo masuk rumah ya ketok pintu dulu, knok knok...

kalo berada ditempat baru, ya assallammualaikum...

kalo kenalan, ya salaman...

kalo lebaran, ya sungkeman...

kalo laper, ya makan...hehehe...

:)


Sekian.